Tugas 2-Menganalisis Berita


Tugas 2
NPM               : 210104190087
Nama               : Maulana Khaliefatur Riyadhus Sholihin
Semester          : 1
Kelas               : C
Mata Kuliah    : Dasar Penulisan Multimedia



Kategori Berita  : Straight News
Judul Berita        : 8 Tewas, Bus Tabrak Truk di Lampung Juga Sebabkan 24 Orang Luka
Nama Media      : Detikcom
Penulis                : Kanavino Ahmad Rizqo
Posisi Halaman  :
Jumlah Paragraf  : 5 (Lima) Paragraf
Analisis Berita
Kecelakaan maut terjadi antara bus rosalia indah berplat nomor AD 1666 CE dengan truk tangki BE 9291 Y di KM 229 Jalan Lintas Tengah Sumatera, Kampung Way Tuba, Way Kanan, pada sore tadi., Senin (16/9/2019)
Sebanyak 8 orang korban meninggal dunia berada di RSUD Martapura, OKI, Sumatera Selatan dan 24 orang mengalami luka-luka berada di Puskesmas Way Tuba.
"Bus mengambil jalur kanan jalan aspal menikung tajam ke kiri dan menanjak tanpa marka, karena kecepatan terlalu tinggi bus hilang kendali dan terguling di tengah jalan, pada waktu yang bersamaan dari arah berlawanan (arah Palembang) datang truk tangk BE 9291 YJ, dikarenakan jarak kendaraan terlalu dekat, truk tidak dapat menghindar sehingga terjadi tabrakan," ujar Pandra.
 




Kategori Berita           : Depth News Report

Judul Berita                 : Begini Awal Mula Kecelakaan Maut di Lampung yang Tewaskan 8 Orang

Nama Media               : Detikcom
Penulis                         : Kanavino Ahmad Rizqo
Posisi Halaman            :
Jumlah Paragraf          : 8 (Delapan) Paragraf

Analisis Berita
Apa peristiwa yang terjadi dalam berita tersebut?
Bus Rosalia Indah AD 1666 CE menabrak truk tangki BE 9291 Y.
Dimana kecelakaan tersebut terjadi?
Kecelakaan terjadi tepatnya di KM 229 Jalan Lintas Tengah Sumatera, Kampung Way Tuba, Way Kanan.
Berapa jumlah korban dalam kecelakaan tersebut?
8 orang tewas dan 24 orang terluka
Dimana para korban mendapatkan perawatan?
Delapan orang (tujuh orang laki-laki dan satu orang perempuan) korban meninggal dunia berada di RSUD Martapura, OKI, Sumatera Selatan dan dua puluh empat orang korban luka-luka berada di Puskesmas Way Tuba.
Kapan kecelakaan itu terjadi?
Senin, (16/9/2019)

Mengapa kecelakaan tersebut bisa terjadi?
Karena kecepatan terlalu tinggi, bus hilang kendali dan terguling di tengah jalan. Di saat waktu yang bersamaan, truk tangki melaju dari arah berlawanan. Tabrakan pun tak terhindarkan.
Bagaimana awal mula kecelakaan tersebut?
Bus mengambil jalur kanan jalan aspal, kemudian menikung tajam ke kiri dan menanjak tanpa marka. Karena kecepatan terlalu tinggi, bus hilang kendali dan terguling di tengah jalan. Di saat waktu yang bersamaan, truk tangki melaju dari arah berlawanan. Tabrakan pun tak terhindarkan.
Berapa kerugian yang ditaksir dalam kecelakaan tersebut?
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad, mengatakan kerugian ditaksir mencapai Rp 100 juta.




Kategori Berita  : Comprehensive News
Judul Berita        : Kecelakaan Maut 8 Orang Tewas di Lampung, Sopir Bus Ditetapkan Tersangka
Nama Media      : detikcom
Penulis                : Tim detikcom
Posisi Halaman  :
Jumlah Paragraf  : 12 (Dua belas) Paragraf

Analisis Berita

Apa peristiwa yang terjadi dalam berita tersebut?
Polisi menetapkan supir bus, sebagai tersangka kecelakaan maut antara bus Rosalia Indah dan Truk Tangki
Kapan polisi menetapkan supir bus sebagai tersangka?|
Rabu, (18/9/2019)
Dimana kecelakaan tersebut terjadi?
Jalan Lintas Tengah Sumatera KM 229, Kampung Way Tuba, Kabupaten Way Kanan.
Siapa yang ditetapkan polisi sebagai tersangka dalam kecelakaan tersebut?
Amir Syaifudin (24), supir bus Rosalia Indah. Polisi juga sempat melakukan tes urine kepada Amin, namun hasilnya negatif.

.
Mengapa polisi menetapkan supir bus sebagai tersangka?
Karena supir bus telah melanggar Pasal 310 ayat (2), (3) dan (4) UU RI Nomor 22 tahun 2009 :
·         Pasal 310 ayat (2)
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah).
·         Pasal 310 ayat (3)
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
·         Pasal 310 ayat (4)
Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).



Bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi?
Bus awalnya melaju dengan kencang dari arah Bandar Lampung menuju Palembang. Karena kecepatan tinggi, bus itu lalu hilang kendali dan terguling di jalan. Setelah itu, di saat waktu yang bersamaan, truk tangki melaju dari arah berlawanan. Tabrakan pun tak terhindakan.


Siapa saja nama-nama yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut?
·         Korban kecelakaan maut :
1. Marjoko (27), sopir truk tangki asal Kota Metro, Lampung
2. Mujani (55), penumpang bus asal Blitar, Jawa Timur
3. Slamet (50), penumpang bus asal Kediri, Jawa Timur
4. Sarpani (43), penumpang bus asal Ngawi, Jawa Timur
5. Susanto (35), penumpang bus asal Boyolali, Jawa Tengah
6. Wasidi (62), penumpang bus asal Blitar, Jawa Timur
7. Suparti (45), penumpang bus asal Nganjuk, Jawa Timur
8. Kodri (49), penumpang bus asal Nganjuk, Jawa Timur

·         Korban luka berat :
1. Sutiono (52), penumpang bus asal Boyolali, Jawa Tengah
2. Nurlaila (40), penumpang bus asal Ogan Komering Ulu, Sumsel
3. Solikin (60), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
4. Basuki S (63), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
5. Muskarindo penumpang bus asal Kopen, Jawa Tengah
6. Watini (59), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
7. Mulyanto (55), penumpang bus asal Surakarta, Jawa Tengah
8. Sunarya (45), penumpang bus asal Ngawi, Jawa Timur

·         Korban luka ringan :
1. Musilin (52), penumpang bus
2. Mingan (20), penumpang bus asal Ngawi, Jawa Timur
3. Ali Wardono (20), penumpang bus asal Tegal, Jawa Tengah
4. Agus Mulyadi (23), penumpang bus asal Tegal, Jawa Tengah
5. M Jun Adi Gunawan (24), penumpang bus asal Tegal, Jawa Tengah
6. Nur Rois Ibadulan (41), penumpang bus asal Ogan Komering Ulu, Sumsel
7. Amin Syaifudin (49), Sopir bus Rosalia Indah asal Salatiga, Jawa Tengah
8. Ari (37), mekanik truk tangki asal Madiun, Jawa Timur
9. Dedi Trianto (33), penumpang bus Musi Rawas, Sumsel
10. Samsudin (56), penumpang bus asal Musi Rawas, Sumsel
11. Nur Kholil (29), penumpang bus Ogan Komering Ulu, Sumsel
12. Musinin (52), penumpang bus asal Jawa Timur
13. Sunarya (46), penumpang bus asal Jawa Timur
14. Defri (23), penumpang bus asal Tanjung Enim
15. Iwan (36), penumpang bus asal Boyolali, Jawa Tengah
16. Nur Margiyanto (30), penumpang bus asal Sragen, Jawa Tengah
17. Munawaroh (21), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
18. Hijabunasi penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
19. Abdul Rahman (23), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
20. Cipto penumpang bus asal Baturaja, Sumsel
21. Khaidar (15), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
38. Samadi (58), sopir asal Karang Anyar, Jawa Tengah




Kategori Berita  : Interpretative Report

Judul Berita        : Wanita di Depok Loncat dari Jembatan, Ngaku Ada yang Bisiki

Nama Media      : detikcom
Penulis                : Mei Amelia Rahmat
Posisi Halaman  :
Jumlah Paragraf  : 8 (Delapan) Paragraf

Analisis Berita
Apa yang terjadi dalam berita tersebut?
Seorang wanita P (35) diduga melakukan upaya bunuh diri dengan melompat dari atas jembatan di Depok.
Kapan peristiwa tersebut terjadi?
Minggu, (22/9/2019)
Dimana peristiwa tersebut terjadi?
Jembatan Juanda, Sukmajaya, Depok
Siapa yang mencoba melakukan upaya bunuh diri?
Seorang wanita berinisial P (34), mencoba melakukan upaya bunuh diri dengan melompat dari atas jembatan Juanda, Sukmajaya, Depok, Minggu (22/9/2019) sekitar pukul 14.00
Mengapa ia mencoba melakukan upaya bunuh diri?
Saat ditanya polisi, perempuan tersebut mengaku ada yang mebisiki dirinya untuk loncat dari atas jembatan tersebut.

Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Polisi sudah meminta keterangan para saksi. Menurut keterangan 3 saksi yaitu Nasir (47), Soleh (36), dan Supartinah, awalnya Soleh melihat P berjalan mondar-mandir di atas jembatan seolah linglung pada hari Sabtu tanggal 21 September 2019.
Korban kembali terlihat sehari kemudian di tempat yang sama, Minggu (22/9) sekitar pukul 02.00 WIB. Pada pagi harinya, sekitar pukul 09.00 WIB, salah seorang saksi melihat warga berenang menyelamatkan wanita tersebut. Wara yang melihat berhasil menyelamatkan wanita ini.
Polisi yang menerima laporan tersebut segera meluncur ke TKP. Korban kemudian dilarikan ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk mendapatkan perawatan.
 





Kategori Berita  : Feature
Judul Berita        : Puluhan Kendaraan Klasik nan Langka Adu Cantik di Jakarta
Nama Media      : Detikcom
Penulis                : Ridwan Arifin
Posisi Halaman  :
Jumlah Paragraf  : 11 (Sebelas) Paragraf

Analisis Berita
Apa isi berita tersbut?
Pameran mobil klasik pertama yang ada di Indonesia, Concours d’Elegegance. Pameran tersebut merupakan tempat berkumpul pecinta mobil klasik bergengsi di dunia.
Apa tema dari pameran tersebut?
Festival dengan nuansa tahun 50’an berupa Kontes Kostum Concours d’Elegegance and Oldies, Classic Car Photography Contest, Classic Car Contest dan Back to 50’s Party
Kapan pameran tersebut berlangsung?
Minggu, (22/9/2019)
Dimana pameran tersebut diselenggarakan?
Hotel Four Season, Jakarta
Siapa penyelenggara pameran tersebut?
Stanly Atmadja, Pencetus Concours d'Elegance di Indonesia dan Presiden Indonesia Classic Cars Owners Club (ICCOC)
Kenapa pameran tersebut diadakan?
·         Agar mobil klasik tetap bisa bertahan di Indonesia
·         Menjadikan etalase Indonesia di mata dunia
·         Menjadi sebuah kegiatan untuk saling berbagi passion dan kebanggaan para pemilik mobil klasik kepada kalangan car enthusias,
·         Dan juga ikut melestarikan heritage sejarah otomotif Indonesia

Ada jenis kendaraan apa saja yang ada pada acara tersebut?
Mobil-mobil klasik langka yang hadir di Concours d’Elegance diantaranya adalah:
·        Mercedes Benz B 170 Cabrio (1935)
·        Chevrolet Corvette (1953)
·        Ford Thunderbird (1956)
·        Mercedes Benz 190 SL (1956)
·        MGA (1956)
·        Mercedes Benz Ponton (1957)
·        Mercedes Benz 190SL (1958)
·        Austin Healey (1959)
·        Jaguar E type Series 1 (1960)
·        Mercedes Benz 220 SE (1961)
·        Volkswagen Karmann Ghia (1961)
·        Porsche 356C Coupe (1963)
·        Aston Martin DB5 (1964)
·        Mercedes Benz Pagoda 230 SL Matic (1965)
·        Ford GT 500 Eleanor (1967)
·        Lotus Elan (1968)
·        Mercedes Benz 280 SE (1970)
·        Lamborghini Miura (1971)
·        Citroen DS 21 (1972)
·        Ferrari 365 Berlineta Boxer (1972)
·        Porsche 911 2.4 s (1973)
·        Ferarri Dino Coupe (1974)
·        Porsche 930 Turbo (1987)
·        Mini Cooper (1967)
·        Ferarri Testarossa (1991)
·        Rolls-Royce Silver Shadow (1983)

Adapun motor-motor klasik langka yang juga hadir di Concours d’Elegance diantaranya adalah :
·         BMW R47 (1928)
·         Vespa (1951)
·         Norton (1957)
·         BMW R25 (1955)
·         BMW R69US, zijspan Steib S 500 (1967)
·         BMW R50, zijspan Watsonian S500 (1955)
·         BMW R69S (1962)





Berapa harga tiket yang harus dikeluarkan untuk masuk ke pameran tersebut?
Hari ini (Minggu, 22/9/2019) adalah hari terakhir pameran tersebut digelar. Harga tiket masuk selama pameran berlangsung IDR 500,000 (Lima Ratus Ribu Rupiah) berlaku untuk 2 hari.
 









Kategori Berita  : Depth Reporting
Judul Berita        : 8 Konglomerat Media di Indonesia via Jalur Media TV & Cetak

Nama Media      : tirto.id
Penulis                : Reporter: Damianus Andreas & Aulia Adam
                             Penulis: Aulia Adam 
                             Editor: Fahri Salam
Posisi Halaman  :
Jumlah Paragraf  :

Analisis Berita
Apa yang dibahas dalam berita  tersebut?
Riset teranyar tentang media di Indonesia menyebut ada delapan konglomerat digital yang punya kuasa paling besar di negara kepulauan ini.
Siapa saja para konglomerat tersebut?
Delapan perusahaan ini adalah CT Corp milik Chairul Tanjung; Global Mediacom milik Hary Tanoesoedibjo; EMTEK milik Eddy Kusnadi Sariaatmadja; Visi Media Asia milik Bakrie Group; Media Group milik Surya Paloh; Berita satu Media Holding milik Keluarga Riady; Jawa Pos milik Dahlan Iskan; dan Kompas Gramedia milik Jakoeb Oetama.

Apa saja faktor yang menyebabkan meningkatnya kepemilikan media cetak yang berputar di tangan segelintir orang?
·         Pengaruh internet lewat perkembangan media sosial makin besar, tabiat masyarakat berubah lebih digital
·         Memandang media sebagai pasar belaka
·         Televisi membantu kelompok pertama bertahan karena kue iklan yang besar. Menurut riset Nielsen Indonesia tahun 2017, 80 persen dari Rp145 triliun total belanja iklan habis digunakan di televisi, unggul dari media cetak maupun online.

Bagaimana perjalanan para pemilik media tersebut menguasai media-media yang ada di Indonesia?
Konglomerat lewat Jalur Televisi
CT Corp, misalnya. Perusahaan milik konglomerat yang sempat jadi Menko Perekonomian selama lima bulan di era Susilo Bambang Yudhoyono ini membeli 55 persen saham TV 7 dari Kompas pada 2006. Mengganti namanya menjadi Trans7, yang sebentar saja pada pertengahan 2007, sudah menghasilkan keuntungan.
Pada 2011, Tanjung membeli detik.com. Disusul Telkomvision, cable network, yang dinamai ulang jadi Transvision pada 2012. Bekerja sama dengan CNN, pada 2013 ia membentuk CNN Indonesia yang kemudian hadir tak cuma sebagai portal berita online tapi juga stasiun televisi.
Konglomerat lain, Hary Tanoesoedibjo, memulai proses memantapkan sekaligus meluaskan bisnis media pada awal 2000-an. Selain punya tiga televisi (MNCTV, RCTI, dan GlobalTV), Global Mediacom memiliki 34 radio lokal yang mulai diakuisisi sejak 2005. Koran Sindo News (kini tinggal situs beritanya) dan portal berita Okezone juga masuk kelompok ini. Pada 2015, ekspansi itu makin besar ketika I-News, stasiun berita 24 jam, diluncurkan pasca-MNC Group menghabiskan 250 juta dolar AS untuk membeli 40 fasilitas studio di Jakarta Pusat.

Emtek Group milik Eddy Sariaatmadja, yang didirikan pada 1983 sebagai perusahaan jasa layanan komputer, berkembang jadi konglomerat digital sejak membeli SCTV pada 2004. Ketika Global Mediacom dan CT Corp sudah punya lebih dari satu stasiun teve, Sariaatmadja membeli Indosiar dengan kesepakatan Rp1,6 triliun pada 2011.
Visi Media Asia, lewat akuisisinya atas Lativi (kini bernama TVOne) pada 2007 membentuk konglomerasi dengan ANTV. Pada 2008, Bakrie Group membeli ArekTV di Surabaya dan koran Surabaya Post. Kemudian, bersama pengusaha Erick Thohir, keluarga Bakrie mengonvergensi TVOne, ANTV, dan portal berita online baru Viva.co.id.
Sementara Media Group milik Surya Paloh, meski sudah dibangun dari investasinya di sejumlah koran sejak 1988 hingga 1990, baru disebut sebagai kerajaan media setelah mendirikan Metro TV pada 2001.Paloh juga masih punya koran nasional Media Indonesia, yang portal onlinenya kini terkonvergensi dengan metrotvnews.com.
Konglomerat lewat Jalur Media Cetak
Sedangkan kelompok konglomerasi media kedua, yang tetap bertahan di era internet, adalah mereka yang telah punya media cetak stabil terlebih dulu—dan biasanya punya bisnis non-cetak yang kuat. Mereka adalah Berita Satu Media Holding milik James Riady, Jawa Pos milik Dahlan Iskan, dan Kompas Gramedia milik Jakoeb Oetama.
Misalnya Jawa Pos yang membentuk konglomerat Jawa Pos News Network (JPPN). Di tangan Dahlan Iskan yang dijuluki "Raja Media," Jawa Pos fokus membangun jaringannya lewat media lokal.

Dalam persaingan bisnis media online, kompas.com dan Tribunnews.com adalah anak usaha Kompas Gramedia yang jadi saingan ketat detik.com.

Pada 2008, Kompas Group meluncurkan Kompas TV, yang dapur redaksinya digabung dengan kompas.com pada 2016. Perusahaan Media Berita Satu Holding punya Riady dimulai dari produk cetak. Berawal dari majalah Globe Asia, dan Suara Pembaruan yang dibeli pada 2006, kini mereka punya stasiun televisi dan portal berita online.
                                          




Kategori Berita  : Editorial Writing
Judul Berita        : Taka Ada Nasi Jika Tak Ada Petani
Nama Media      : kompasiana
Penulis                : Petrus Kanisius
Posisi Halaman  :
Jumlah Paragraf  :

Analisis Berita
Apa isi teks berita tersebut?
Peranan penting petani di nusantara sebagai pemenuhan atau penyedia kebutuhan kehidupan di Indonesia ini.
Siapa yang ada dalam teks isi berita tersebut?
Petani di Indonesia. Petani (Padi, Kopi, Buah, Sayur dan sebagainya)
Kenapa petani memiliki peran penting di Indonesia?
Ada petani, maka kita terpenuhi. Mereka bisa dikata sebagai penyedia sumber hidup kita dari generasi ke generasi. Merekalah yang bekerja dari terbit fajar hingga tenggelamnya matahari demi memenuhi kebutuhan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana kondisi petani yang ada di Indonesia?
Para petani yang ada di Kalimantan misalnya, mereka melaksanakan beberapa tradisi menanam padi, sayuran dan buah-buahan sebagai pemenuhuan kebutuhan sehar-hari. Mereka juga melakukan aturan atau syarat-syarat penghargaan terhadap alam, itu menjadi perhatian penting bagi mereka.
Tata aturan berladang menjadi syarat mutlak pada saat membakar agar tidak meluas, dengan cara/sistem perladangan sekat bakar. Tetapi terkadang, para petani sering dituduh menjadi pelaku saat terjadi pembakaran lahan. Padahal kenyataannya, masyarakat di pedalaman menggunakan tata aturan yang boleh dikata sangat menghargai hak-hak semua nafas kehidupan.

Apa yang dapat disimpulkan?
Tradisi bertani sudah menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan sejak dulu hingga saat ini yang harus lestari. Dengan bertani, maka kebutuhan pada zaman sekarang ini, akan tercukupkan. Dengan tetap menjaga nilai-nilai luhur dan tradisi yang sudah ada sejak dahulu diyakini akan selalu mensejahterakan para petani yang ada di Indonesia.




Comments

Popular posts from this blog

UTS - Feature