Tugas 2-Menganalisis Berita
Tugas 2
NPM : 210104190087
Nama : Maulana Khaliefatur Riyadhus
Sholihin
Semester : 1
Kelas : C
Mata Kuliah : Dasar Penulisan Multimedia
Kategori Berita : Straight News
Judul Berita :
8 Tewas, Bus Tabrak Truk di Lampung Juga Sebabkan 24 Orang Luka
Nama Media :
Detikcom
Penulis
: Kanavino Ahmad Rizqo
Posisi Halaman :
Jumlah Paragraf : 5 (Lima) Paragraf
Analisis Berita
Kecelakaan maut terjadi
antara bus rosalia indah berplat nomor AD 1666 CE dengan truk tangki BE 9291 Y
di KM 229 Jalan Lintas Tengah Sumatera, Kampung Way Tuba, Way Kanan, pada sore
tadi., Senin (16/9/2019)
Sebanyak 8 orang korban
meninggal dunia berada di RSUD Martapura, OKI, Sumatera Selatan dan 24 orang
mengalami luka-luka berada di Puskesmas Way Tuba.
"Bus mengambil
jalur kanan jalan aspal menikung tajam ke kiri dan menanjak tanpa marka, karena
kecepatan terlalu tinggi bus hilang kendali dan terguling di tengah jalan, pada
waktu yang bersamaan dari arah berlawanan (arah Palembang) datang truk tangk BE
9291 YJ, dikarenakan jarak kendaraan terlalu dekat, truk tidak dapat menghindar
sehingga terjadi tabrakan," ujar Pandra.

Kategori
Berita : Depth News Report
Judul Berita : Begini Awal Mula Kecelakaan Maut di Lampung yang Tewaskan 8 Orang
Nama Media : Detikcom
Penulis :
Kanavino Ahmad Rizqo
Posisi
Halaman :
Jumlah
Paragraf : 8 (Delapan) Paragraf
Analisis
Berita
Apa peristiwa yang terjadi dalam berita tersebut?
Bus
Rosalia Indah AD 1666 CE menabrak truk tangki BE 9291 Y.
Dimana kecelakaan tersebut terjadi?
Kecelakaan terjadi tepatnya
di KM 229 Jalan Lintas Tengah Sumatera, Kampung Way Tuba, Way Kanan.
Berapa jumlah korban dalam kecelakaan tersebut?
8
orang tewas dan 24 orang terluka
Dimana para korban mendapatkan perawatan?
Delapan
orang (tujuh orang laki-laki dan satu orang perempuan) korban meninggal dunia
berada di RSUD Martapura, OKI, Sumatera Selatan dan dua puluh empat orang
korban luka-luka berada di Puskesmas Way Tuba.
Kapan kecelakaan itu terjadi?
Senin,
(16/9/2019)
Mengapa kecelakaan tersebut bisa terjadi?
Karena kecepatan
terlalu tinggi, bus hilang kendali dan terguling di tengah jalan. Di saat waktu
yang bersamaan, truk tangki melaju dari arah berlawanan. Tabrakan pun tak
terhindarkan.
Bagaimana
awal mula kecelakaan tersebut?
Bus mengambil jalur
kanan jalan aspal, kemudian menikung tajam ke kiri dan menanjak tanpa marka. Karena
kecepatan terlalu tinggi, bus hilang kendali dan terguling di tengah jalan. Di
saat waktu yang bersamaan, truk tangki melaju dari arah berlawanan. Tabrakan
pun tak terhindarkan.
Berapa
kerugian yang ditaksir dalam kecelakaan tersebut?
Kabid Humas Polda
Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad, mengatakan kerugian ditaksir mencapai Rp
100 juta.


Kategori Berita : Comprehensive News
Judul Berita : Kecelakaan
Maut 8 Orang Tewas di Lampung, Sopir Bus Ditetapkan Tersangka
Nama Media : detikcom
Penulis
: Tim detikcom
Posisi Halaman :
Jumlah Paragraf : 12 (Dua belas) Paragraf
Analisis Berita
Apa
peristiwa yang terjadi dalam berita tersebut?
Polisi menetapkan supir
bus, sebagai tersangka kecelakaan maut antara bus Rosalia Indah dan Truk Tangki
Kapan
polisi menetapkan supir bus sebagai tersangka?|
Rabu, (18/9/2019)
Dimana
kecelakaan tersebut terjadi?
Jalan Lintas Tengah
Sumatera KM 229, Kampung Way Tuba, Kabupaten Way Kanan.
Siapa
yang ditetapkan polisi sebagai tersangka dalam kecelakaan tersebut?
Amir Syaifudin (24),
supir bus Rosalia Indah. Polisi
juga sempat melakukan tes urine kepada Amin, namun hasilnya negatif.
.
Mengapa
polisi menetapkan supir bus sebagai tersangka?
Karena supir bus telah
melanggar Pasal 310 ayat (2), (3) dan (4) UU RI Nomor 22 tahun 2009 :
·
Pasal 310 ayat (2)
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan
Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan
korban luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 229 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah).
·
Pasal 310 ayat (3)
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah).
·
Pasal 310 ayat (4)
Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas
juta rupiah).
Bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi?
Bus awalnya melaju dengan
kencang dari arah Bandar Lampung menuju Palembang. Karena kecepatan tinggi, bus
itu lalu hilang kendali dan terguling di jalan. Setelah itu, di saat waktu yang
bersamaan, truk tangki melaju dari arah berlawanan. Tabrakan pun tak
terhindakan.
Siapa saja nama-nama yang menjadi korban dalam
kecelakaan tersebut?
·
Korban kecelakaan maut :
1. Marjoko (27), sopir
truk tangki asal Kota Metro, Lampung
2. Mujani (55), penumpang bus asal Blitar, Jawa Timur
3. Slamet (50), penumpang bus asal Kediri, Jawa Timur
4. Sarpani (43), penumpang bus asal Ngawi, Jawa Timur
5. Susanto (35), penumpang bus asal Boyolali, Jawa Tengah
6. Wasidi (62), penumpang bus asal Blitar, Jawa Timur
7. Suparti (45), penumpang bus asal Nganjuk, Jawa Timur
8. Kodri (49), penumpang bus asal Nganjuk, Jawa Timur
2. Mujani (55), penumpang bus asal Blitar, Jawa Timur
3. Slamet (50), penumpang bus asal Kediri, Jawa Timur
4. Sarpani (43), penumpang bus asal Ngawi, Jawa Timur
5. Susanto (35), penumpang bus asal Boyolali, Jawa Tengah
6. Wasidi (62), penumpang bus asal Blitar, Jawa Timur
7. Suparti (45), penumpang bus asal Nganjuk, Jawa Timur
8. Kodri (49), penumpang bus asal Nganjuk, Jawa Timur
·
Korban luka
berat :
1. Sutiono (52), penumpang bus asal Boyolali, Jawa
Tengah
2. Nurlaila (40), penumpang bus asal Ogan Komering Ulu, Sumsel
3. Solikin (60), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
4. Basuki S (63), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
5. Muskarindo penumpang bus asal Kopen, Jawa Tengah
6. Watini (59), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
7. Mulyanto (55), penumpang bus asal Surakarta, Jawa Tengah
8. Sunarya (45), penumpang bus asal Ngawi, Jawa Timur
2. Nurlaila (40), penumpang bus asal Ogan Komering Ulu, Sumsel
3. Solikin (60), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
4. Basuki S (63), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
5. Muskarindo penumpang bus asal Kopen, Jawa Tengah
6. Watini (59), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
7. Mulyanto (55), penumpang bus asal Surakarta, Jawa Tengah
8. Sunarya (45), penumpang bus asal Ngawi, Jawa Timur
·
Korban luka
ringan :
1. Musilin (52), penumpang bus
2. Mingan (20), penumpang bus asal Ngawi, Jawa Timur
3. Ali Wardono (20), penumpang bus asal Tegal, Jawa Tengah
4. Agus Mulyadi (23), penumpang bus asal Tegal, Jawa Tengah
5. M Jun Adi Gunawan (24), penumpang bus asal Tegal, Jawa Tengah
6. Nur Rois Ibadulan (41), penumpang bus asal Ogan Komering Ulu, Sumsel
7. Amin Syaifudin (49), Sopir bus Rosalia Indah asal Salatiga, Jawa Tengah
8. Ari (37), mekanik truk tangki asal Madiun, Jawa Timur
9. Dedi Trianto (33), penumpang bus Musi Rawas, Sumsel
10. Samsudin (56), penumpang bus asal Musi Rawas, Sumsel
11. Nur Kholil (29), penumpang bus Ogan Komering Ulu, Sumsel
12. Musinin (52), penumpang bus asal Jawa Timur
13. Sunarya (46), penumpang bus asal Jawa Timur
14. Defri (23), penumpang bus asal Tanjung Enim
15. Iwan (36), penumpang bus asal Boyolali, Jawa Tengah
16. Nur Margiyanto (30), penumpang bus asal Sragen, Jawa Tengah
17. Munawaroh (21), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
18. Hijabunasi penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
19. Abdul Rahman (23), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
20. Cipto penumpang bus asal Baturaja, Sumsel
21. Khaidar (15), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
38. Samadi (58), sopir asal Karang Anyar, Jawa Tengah
2. Mingan (20), penumpang bus asal Ngawi, Jawa Timur
3. Ali Wardono (20), penumpang bus asal Tegal, Jawa Tengah
4. Agus Mulyadi (23), penumpang bus asal Tegal, Jawa Tengah
5. M Jun Adi Gunawan (24), penumpang bus asal Tegal, Jawa Tengah
6. Nur Rois Ibadulan (41), penumpang bus asal Ogan Komering Ulu, Sumsel
7. Amin Syaifudin (49), Sopir bus Rosalia Indah asal Salatiga, Jawa Tengah
8. Ari (37), mekanik truk tangki asal Madiun, Jawa Timur
9. Dedi Trianto (33), penumpang bus Musi Rawas, Sumsel
10. Samsudin (56), penumpang bus asal Musi Rawas, Sumsel
11. Nur Kholil (29), penumpang bus Ogan Komering Ulu, Sumsel
12. Musinin (52), penumpang bus asal Jawa Timur
13. Sunarya (46), penumpang bus asal Jawa Timur
14. Defri (23), penumpang bus asal Tanjung Enim
15. Iwan (36), penumpang bus asal Boyolali, Jawa Tengah
16. Nur Margiyanto (30), penumpang bus asal Sragen, Jawa Tengah
17. Munawaroh (21), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
18. Hijabunasi penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
19. Abdul Rahman (23), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
20. Cipto penumpang bus asal Baturaja, Sumsel
21. Khaidar (15), penumpang bus asal Muara Enim, Sumsel
38. Samadi (58), sopir asal Karang Anyar, Jawa Tengah
Kategori Berita : Interpretative Report
Judul Berita : Wanita di Depok Loncat dari Jembatan, Ngaku Ada yang Bisiki
Nama Media : detikcom
Penulis
: Mei Amelia Rahmat
Posisi Halaman :
Jumlah Paragraf : 8 (Delapan) Paragraf
Analisis Berita
Apa
yang terjadi dalam berita tersebut?
Seorang wanita P (35)
diduga melakukan upaya bunuh diri dengan melompat dari atas jembatan di Depok.
Kapan
peristiwa tersebut terjadi?
Minggu, (22/9/2019)
Dimana
peristiwa tersebut terjadi?
Jembatan Juanda,
Sukmajaya, Depok
Siapa
yang mencoba melakukan upaya bunuh diri?
Seorang wanita
berinisial P (34), mencoba melakukan upaya bunuh diri dengan melompat dari atas
jembatan Juanda, Sukmajaya, Depok, Minggu (22/9/2019) sekitar pukul 14.00
Mengapa
ia mencoba melakukan upaya bunuh diri?
Saat ditanya polisi,
perempuan tersebut mengaku ada yang mebisiki dirinya untuk loncat dari atas
jembatan tersebut.
Bagaimana
hal itu bisa terjadi?
Polisi sudah meminta
keterangan para saksi. Menurut keterangan 3 saksi yaitu Nasir (47), Soleh (36),
dan Supartinah, awalnya Soleh melihat P berjalan mondar-mandir di atas jembatan
seolah linglung pada hari Sabtu tanggal 21 September 2019.
Korban kembali terlihat
sehari kemudian di tempat yang sama, Minggu (22/9) sekitar pukul 02.00 WIB.
Pada pagi harinya, sekitar pukul 09.00 WIB, salah seorang saksi melihat warga
berenang menyelamatkan wanita tersebut. Wara yang melihat berhasil
menyelamatkan wanita ini.
Polisi yang menerima
laporan tersebut segera meluncur ke TKP. Korban kemudian dilarikan ke RS Polri
Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk mendapatkan perawatan.

Kategori Berita : Feature
Judul Berita :
Puluhan Kendaraan Klasik nan Langka Adu Cantik di Jakarta
Nama Media :
Detikcom
Penulis
: Ridwan Arifin
Posisi Halaman :
Jumlah Paragraf : 11 (Sebelas) Paragraf
Analisis Berita
Apa
isi berita tersbut?
Pameran mobil klasik
pertama yang ada di Indonesia, Concours d’Elegegance. Pameran tersebut
merupakan tempat berkumpul pecinta
mobil klasik bergengsi di dunia.
Apa tema dari pameran tersebut?
Festival dengan nuansa tahun 50’an berupa Kontes Kostum Concours
d’Elegegance and Oldies, Classic Car Photography Contest, Classic Car Contest
dan Back to 50’s Party
Kapan pameran tersebut berlangsung?
Minggu, (22/9/2019)
Dimana pameran tersebut diselenggarakan?
Hotel Four Season,
Jakarta
Siapa
penyelenggara pameran tersebut?
Stanly Atmadja,
Pencetus Concours d'Elegance di Indonesia dan Presiden Indonesia Classic Cars
Owners Club (ICCOC)
Kenapa
pameran tersebut diadakan?
·
Agar mobil klasik tetap bisa bertahan di
Indonesia
·
Menjadikan etalase Indonesia di mata
dunia
·
Menjadi sebuah kegiatan untuk saling
berbagi passion dan kebanggaan para pemilik mobil klasik kepada kalangan car
enthusias,
·
Dan juga ikut melestarikan heritage
sejarah otomotif Indonesia
Ada
jenis kendaraan apa saja yang ada pada acara tersebut?
Mobil-mobil klasik
langka yang hadir di Concours d’Elegance diantaranya adalah:
·
Mercedes Benz B
170 Cabrio (1935)
·
Chevrolet
Corvette (1953)
·
Ford Thunderbird
(1956)
·
Mercedes Benz
190 SL (1956)
·
MGA (1956)
·
Mercedes Benz
Ponton (1957)
·
Mercedes Benz
190SL (1958)
·
Austin Healey
(1959)
·
Jaguar E type
Series 1 (1960)
·
Mercedes Benz
220 SE (1961)
·
Volkswagen
Karmann Ghia (1961)
·
Porsche 356C
Coupe (1963)
·
Aston Martin DB5
(1964)
·
Mercedes Benz
Pagoda 230 SL Matic (1965)
·
Ford GT 500
Eleanor (1967)
·
Lotus Elan
(1968)
·
Mercedes Benz
280 SE (1970)
·
Lamborghini
Miura (1971)
·
Citroen DS 21
(1972)
·
Ferrari 365
Berlineta Boxer (1972)
·
Porsche 911 2.4
s (1973)
·
Ferarri Dino
Coupe (1974)
·
Porsche 930
Turbo (1987)
·
Mini Cooper
(1967)
·
Ferarri
Testarossa (1991)
·
Rolls-Royce
Silver Shadow (1983)
Adapun motor-motor
klasik langka yang juga hadir di Concours d’Elegance diantaranya adalah :
·
BMW R47 (1928)
·
Vespa (1951)
·
Norton (1957)
·
BMW R25 (1955)
·
BMW R69US, zijspan Steib S 500 (1967)
·
BMW R50, zijspan Watsonian S500 (1955)
·
BMW R69S (1962)
Berapa
harga tiket yang harus dikeluarkan untuk masuk ke pameran tersebut?
Hari ini (Minggu,
22/9/2019) adalah hari terakhir pameran tersebut digelar. Harga tiket masuk
selama pameran berlangsung IDR 500,000 (Lima Ratus Ribu Rupiah) berlaku untuk 2
hari.

Kategori Berita : Depth Reporting
Judul Berita : 8 Konglomerat Media di Indonesia via Jalur
Media TV & Cetak
Nama Media : tirto.id
Penulis : Reporter: Damianus Andreas & Aulia
Adam
Penulis: Aulia Adam
Editor: Fahri Salam
Posisi Halaman
:
Jumlah Paragraf :
Analisis Berita
Apa
yang dibahas dalam berita tersebut?
Riset teranyar tentang media di Indonesia menyebut
ada delapan konglomerat digital yang punya kuasa paling besar di negara
kepulauan ini.
Siapa
saja para konglomerat tersebut?
Delapan perusahaan ini adalah CT Corp milik Chairul Tanjung; Global Mediacom milik Hary Tanoesoedibjo;
EMTEK milik Eddy Kusnadi Sariaatmadja; Visi Media Asia
milik Bakrie Group; Media Group milik Surya Paloh; Berita satu Media Holding milik Keluarga Riady; Jawa Pos milik Dahlan Iskan; dan
Kompas Gramedia milik Jakoeb Oetama.
Apa
saja faktor yang menyebabkan meningkatnya kepemilikan media cetak yang berputar
di tangan segelintir orang?
·
Pengaruh internet lewat perkembangan media
sosial makin besar, tabiat masyarakat berubah lebih digital
·
Memandang media sebagai pasar belaka
·
Televisi membantu kelompok pertama bertahan
karena kue iklan yang besar. Menurut riset Nielsen Indonesia tahun 2017, 80
persen dari Rp145 triliun total belanja iklan habis digunakan di televisi,
unggul dari media cetak maupun online.
Bagaimana perjalanan para pemilik
media tersebut menguasai media-media yang ada di Indonesia?
Konglomerat
lewat Jalur Televisi
CT
Corp, misalnya. Perusahaan milik konglomerat yang sempat jadi Menko
Perekonomian selama lima bulan di era Susilo Bambang Yudhoyono ini membeli 55
persen saham TV 7 dari Kompas pada 2006. Mengganti namanya menjadi Trans7, yang sebentar saja pada
pertengahan 2007, sudah menghasilkan keuntungan.
Pada 2011, Tanjung
membeli detik.com. Disusul Telkomvision, cable network, yang dinamai ulang jadi
Transvision pada 2012. Bekerja sama dengan CNN, pada 2013 ia membentuk CNN
Indonesia yang kemudian hadir tak cuma sebagai portal berita online tapi juga
stasiun televisi.
Konglomerat lain, Hary Tanoesoedibjo, memulai proses
memantapkan sekaligus meluaskan bisnis media pada awal 2000-an. Selain punya
tiga televisi (MNCTV, RCTI, dan GlobalTV), Global Mediacom memiliki 34 radio
lokal yang mulai diakuisisi sejak 2005. Koran Sindo News (kini tinggal situs
beritanya) dan portal berita Okezone juga masuk kelompok ini. Pada 2015,
ekspansi itu makin besar ketika I-News, stasiun berita 24 jam, diluncurkan
pasca-MNC Group menghabiskan 250 juta dolar AS untuk membeli 40 fasilitas
studio di Jakarta Pusat.
Emtek Group milik Eddy Sariaatmadja, yang didirikan pada 1983 sebagai perusahaan jasa layanan komputer, berkembang jadi konglomerat digital sejak membeli SCTV pada 2004. Ketika Global Mediacom dan CT Corp sudah punya lebih dari satu stasiun teve, Sariaatmadja membeli Indosiar dengan kesepakatan Rp1,6 triliun pada 2011.
Visi Media Asia, lewat akuisisinya atas Lativi (kini
bernama TVOne) pada 2007 membentuk konglomerasi dengan ANTV. Pada 2008, Bakrie
Group membeli ArekTV di Surabaya dan koran Surabaya Post. Kemudian, bersama
pengusaha Erick Thohir, keluarga Bakrie mengonvergensi TVOne, ANTV, dan portal
berita online baru Viva.co.id.
Sementara Media Group milik Surya Paloh, meski sudah
dibangun dari investasinya di sejumlah koran sejak 1988 hingga 1990, baru
disebut sebagai kerajaan media setelah mendirikan Metro TV pada 2001.Paloh juga
masih punya koran nasional Media Indonesia, yang portal onlinenya kini
terkonvergensi dengan metrotvnews.com.
Konglomerat lewat Jalur Media Cetak
Sedangkan kelompok konglomerasi media kedua, yang
tetap bertahan di era internet, adalah mereka yang telah punya media cetak
stabil terlebih dulu—dan biasanya punya bisnis non-cetak yang kuat. Mereka
adalah Berita Satu Media Holding milik James Riady, Jawa Pos milik Dahlan
Iskan, dan Kompas Gramedia milik Jakoeb Oetama.
Misalnya Jawa Pos yang membentuk konglomerat Jawa
Pos News Network (JPPN). Di tangan Dahlan Iskan yang dijuluki "Raja
Media," Jawa Pos fokus membangun jaringannya lewat media lokal.
Dalam persaingan bisnis media online, kompas.com dan
Tribunnews.com adalah anak usaha Kompas Gramedia yang jadi saingan ketat
detik.com.
Pada 2008, Kompas Group meluncurkan Kompas TV, yang
dapur redaksinya digabung dengan kompas.com pada 2016. Perusahaan Media Berita
Satu Holding punya Riady dimulai dari produk cetak. Berawal dari majalah Globe
Asia, dan Suara Pembaruan yang dibeli pada 2006, kini mereka punya stasiun televisi
dan portal berita online.

Kategori Berita : Editorial Writing
Judul Berita : Taka
Ada Nasi Jika Tak Ada Petani
Nama Media :
kompasiana
Penulis
: Petrus Kanisius
Posisi Halaman :
Jumlah Paragraf :
Analisis Berita
Apa
isi teks berita tersebut?
Peranan penting petani
di nusantara sebagai pemenuhan atau penyedia kebutuhan kehidupan di Indonesia
ini.
Siapa
yang ada dalam teks isi berita tersebut?
Petani di Indonesia.
Petani (Padi, Kopi, Buah, Sayur dan sebagainya)
Kenapa
petani memiliki peran penting di Indonesia?
Ada petani, maka kita
terpenuhi. Mereka bisa dikata sebagai penyedia sumber hidup kita dari generasi
ke generasi. Merekalah yang bekerja dari terbit fajar hingga tenggelamnya
matahari demi memenuhi kebutuhan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana
kondisi petani yang ada di Indonesia?
Para petani yang ada di
Kalimantan misalnya, mereka melaksanakan beberapa tradisi menanam padi, sayuran
dan buah-buahan sebagai pemenuhuan kebutuhan sehar-hari. Mereka juga melakukan
aturan atau syarat-syarat penghargaan terhadap alam, itu menjadi perhatian
penting bagi mereka.
Tata aturan berladang
menjadi syarat mutlak pada saat membakar agar tidak meluas, dengan cara/sistem
perladangan sekat bakar. Tetapi terkadang, para petani sering dituduh menjadi
pelaku saat terjadi pembakaran lahan. Padahal kenyataannya, masyarakat di
pedalaman menggunakan tata aturan yang boleh dikata sangat menghargai hak-hak
semua nafas kehidupan.
Apa
yang dapat disimpulkan?
Tradisi bertani sudah
menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan sejak dulu hingga saat ini yang
harus lestari. Dengan bertani, maka kebutuhan pada zaman sekarang ini, akan
tercukupkan. Dengan tetap menjaga nilai-nilai luhur dan tradisi yang sudah ada sejak
dahulu diyakini akan selalu mensejahterakan para petani yang ada di Indonesia.


Comments
Post a Comment