UAS - Membuat Artikel


UAS
Mata Kuliah: Dasar Penulisan Multimedia
·         Nama   : Maulana Khaliefatur Riyadhus Sholihin
·         NPM   : 210104190087
·         Kelas   : C

Guru Honorer, Pahlawan Pendidikan yang Terlupakan

Ilustasi Guru Honorer

Sejak kecil kita sudah diajarkan banyak pelajaran oleh orang tua kita. Dalam lingkungan keluarga, orang tua kitalah yang mengajarkan banyak hal dalam kehidupan kita, mulai dari belajar berbicara, berhitung hingga bernyanyi . Namun bagaimana dengan kehidupan lingkungan diluar keluarga? Apakah kita tetap mendapatkan pelajaran hidup dari orang tua kita? Jawabannya adalah iya, guru adalah orang tua kedua kita diluar lingkungan keluarga.
Selain dirumah, lingkungan kedua kita adalah berada di sekolah. Di sinilah kita membutuhkan orang yang bisa memberikan kasih sayang dan teladan yang baik dari seorang guru. Tak hanya memberikan wawasan pengetahuan, guru juga memberikan moral yang baik agar kelak besar nanti kita akan menjadi manusia yang cerdas serta memiliki attitude yang baik.
Keberadaan guru honorer atau PTT (Pegawai Tidak Tetap) memang kerap menyisakan beragam cerita di negeri ini. Mulai dari susahnya naik jabatan menjadi PNS hingga masalah honor yang perbandingannya jauh dengan apa yang sudah mereka berikan. Miris memang jika melihatnya, namun itulah kenyataannya.
Peran guru honorer di negeri ini juga amat besar, menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (2016) jumlah guru honorer di Indonesia mencapai hampir 15.000 sedangkan guru PNS hanya berjumlah 13.332, artinya guru honorer juga memiliki peranan penting dalam menciptakan lulusan dokter, polisi, hingga anggota dewan di negeri ini.

Berbeda dengan guru PNS yang menerima, minimal gaji sebesar 2juta setiap bulannya, mereka hanya menerima upah 300-500ribu setiap bulannya. Ketidakpastian gaji yang diterima membuatnya harus pintar dalam membagi keuangannya, agar kebutuhan hidupnya tercukupi. Tak jarang dari mereka bekerja sampingan seperti berjualan atau membuka les tambahan di rumah.
Sebenarnya ada beberapa cara untuk mengatasi rendahnya upah guru honorer, Jawari Mahfun dalam artikelnya berjudul Menyoal Kesejahteraan Guru memberikan beberapa solusinya. Pertama, memberikan standarisasi pemberian dana BOS untuk menggaji para guru honorer, karena pendapatan yang didapat dari dana BOS dan komite sekolah, bidang yang tak bisa di ubah oleh pemerintah.
Kedua, memberikan tunjangan lain seperti BPJS Kesehatan, Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dll sebagai penunjang lainnya bagi para guru honorer. Adapun yang terakhir, pemerintah baiknya memberikan kelonggaran kepada para tenaga honorer mendapatkan potongan harga dalam memenuhi kebutuhan hidup melalui tanda pengenal mereka.
Tapi bagaimanapun juga, kondisi upah gaji yang tidak mencukupi membuat beberapa guru honorer harus pintar-pintar mengatur waktu dan memiliki banyak keahlian. Sebagian dari mereka ada yang membuka jasa pelajaran tambahan atau les, ada juga yang membuka usaha toko peralatan rumah tangga atau menambah waktu mengajar di sekolah lain semua dilakukannya untuk memperoleh pendapatan yang layak.

Ilustrasi Guru Honorer
Salahsatu kisah perjuangan bukti guru honorer adalah Mardiana Juana Poduloya. Mengajar dengan kondisi yang penuh resiko dan ketidakpastian, ditambah dengan posisi mengajar yang berada di daerah pelosok, tak membuat Mardiana menyerah dengan keadaan begitu saja. Menjadi kewajiban baginya untuk mengabdi diri sebagai tenaga pendidik. Dilansir dari news.okezone.com, pengajar di SD Masehi Kapunduk, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, NTT, ini sudah mengabdi selama 13 tahun dengan gaji hanya Rp 300 ribu perbulan. Meski berhasil meraih ijazah S-1 lewat kuliah jarak jauh, mimpinya untuk menjadi PNS masih jauh dari harapan.
Menciptakan manusia-manusia yang cerdas yang berkualitas,rela beliau berikan dengan tulus dan ikhlas. Meski bagai air susu dibalas air tuba, kau tetap ikhlas mengajarkan kami. Terima kasih atas segala jasamu guruku, biar yang diatas yang membalas segala perbuatanmu.

Referensi:
Gambar 1: redaksi24.com
Gambar 2: boombastis.com

Comments

Popular posts from this blog

UTS - Feature